Belum lagi tuntas masalah Jakarta Internasional School (JIS) diusut tuntas, minggu ini
kejadian pelecehan seksual pada anak juga terjadi pada lebih dari
50 anak di Sukabumi. Prihatin, mungkin kalimat tersebut adalah kalimat paling
tepat untuk menggambarkan, bagaimana keadaan bangsa Indonesia bulan ini.
Perilaku pelecehan seksual pada anak yang
semakinmarak harusnya bisa menjadi satu pijakan bagi para orang tua untuk lebih
banyak mempelajari perilaku anak-anak mereka, juga mengenali sejauh mana
lingkungan social mereka. Banyak orang tua merasa bahwa, menyekolahkan
anak-anak saja cukup untuk membuat mereka pintar bersosialisasi dan juga pintar
menjaga diri, padahal hal tersebut belum menjamin.
Kasus Jakarta Internasional School menjadi salah satu gambaran, bagaimana
lingkungan sekolah yang dianggap aman justru menjadi tempat paling suram untuk
beberapa korban pelecehan seksual pada anak. Lalu, bagaimana cara orang tua
untuk megatasi hal ini?
Kenali Anak
Dengan Tubuh Mereka
Bagian tubuh anak bukan hanya kepala, pundak,
lutut dan kaki, seperti yang sering
dinyanyikan di taman kanak-kanan selama ini. Mereka juga memiliki organ-organ
vital yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui.
Sejak anak mengenal tubuh mereka, maka
sejatinya orang tua harus memberikan informasi apa saja yang perlu mereka
ketahui tentang tubuh mereka. Katakan bahwa selain kepala, tangan atau kaki,
mereka juga memiliki penis atau pun vagina. Lalu ajarkan juga
kepada mereka, bagaimana cara untuk menjaga organ vital tersebut
Anda bisa mengajarkan dengan Bahasa yang
sesuai dengan tingkatan umur mereka. Misalnya, jika Anda mengajarkan kepada
anak Anda yang baru berusia 5 tahun, katakana bahwa penis adalah bagian penting dari
tubuh yang harus dijaga dengan baik. Janganlupa sampaikan kepada mereka agar
jika ada seseorang yang ingin menyentukh organ vital tersebut, mereka harus
menolaknya.
Katakan
Tidak Untuk Pelukan, Ciuman dan Sentuhan.
Ya, pelukan dan ciuman pada anak memang
terlihat sebagai sebuah kasih saying dan kehangatan tersendiri bagi mereka.
Namun, adakalanya hal ini tidak selalu harus dilakukan. Jangan
sampai anak-anak beranggapan bahwa pelukan dan ciuman itu adalah hal yang
penting untuk kehidupan mereka, dan mereka harus melakukan pada siapa saja yang
meminta.
Tidak ada
salahnya untuk mengajarkan anak untuk menolak ajakan orang dewasa yang ingin
memeluk atau mencium mereka, terlebih jika orangtersebut adalah orang baru di
lingkungan rumah yang belum dikenal. Tapi, bukan berarti hanya orang baru saja
yang harus diwaspadai.
Tidak ada
Tempat yang Benar-Benar Aman
Sekalipun sekolah adalah tempat yang baik
untuk anak-anak, namun tidak ada tempat yang benar-benar aman untuk anak
terbebas dari pelecehan seksual pada anak. Karenanya, baik orang tua, guru
ataupun semua pihak yang dekat dengan lingkungan anak-anak, harus meletakan
perhatian yang lebih pada semua tempat di mana anak-anak belajar dan bermain.
Pelaku pelecehan seksual tidak pernah memilih
tempat, dimana ia harus melakukan aksinya. Ia hanya memerlukan waktu yang tepat
untuk melakukan semuanya. Dengan pengawasan yang baik, maka mata rantai itu
bisa kita putus.
Sumber: manjur.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar